Rabu, 05 November 2014

Sinopsis Lengkap Film "A Christmast Carol" Walt Disney Motion Pictures"

Sinopsis Film “A Christmas Carol”

Kisah bermula pada tahun 1836 di London-Inggris. Ebenezer Scrooge, seorang bisnisman kaya raya yang sudah tua renta, berusia sekitar 70 tahun keatas, harus menghadapi kenyataan bahwa rekan bisnisnya, Jacob Marley, meninggal dunia. Jacob Marley meninggalkan Scrooge tepat pada saat malam Natal. Scrooge mengurus pemakaman rekan bisnisnya itu dengan berat hati karena ia harus mengeluarkan biaya untuk membuat peti dan mengurus sertifikat kematian Marley. Scrooge adalah seorang tua renta namun sangat kaya raya. Bisnisnya sangat maju dan berkembang di London. Namun Scrooge adalah seorang yang dingin, anti-sosial, kikir, pesimistis, dan mengalami kecemasan, takut akan kemiskinan. Scrooge selalu merasa cemas, takut kalau-kalau hartanya akan dicuri. Scrooge bahkan membuat kunci kantornya hingga berlapis tiga dan selalu memastikan bahwa ketiga kunci itu semua sudah terkunci rapat. Scrooge juga seorang yang kikir, ia tidak mau bersedekah/beramal karena ingin mengamankan hartanya dari hal-hal yang tidak berhubungan dengan kebutuhan pribadinya. Ia juga seorang rentenir yang selalu mengejar-ngejar kreditor. Ia tidak pernah bersosialisasi dengan tetangganya dan rumahnya pun terkesan angker, ia pun juga menerapkan diet demi menghemat pengeluaran. Singkat kata, Ebenezer Scrooge adalah ‘mimpi buruk’ bagi tiap orang yang pernah mengenalnya.
Cerita berlanjut pada suasana London 7 tahun kemudian. Scrooge sedang bekerja hingga larut malam di kantor kerjanya, menghitung laba bersama dengan pegawainya, Bob Cratchit. Malam itu adalah malam Natal, cuaca sangat dingin karena bersalju sehingga membuat Bob kedinginan. Bob ingin menyalakan penghangat tapi takut pada tatapan Scrooge yang terus mengawasinya bekerja. Tiba-tiba ponakan Scrooge, George Fred, datang, menyapa Scrooge dan ingin mengajak pamannya tersebut makan malam di rumahnya saat hari Natal besok. Namun, Scrooge dengan kasar dan sinis menolak permintaan ponakannya tersebut. Scrooge mengatakan bahwa hari Natal itu adalah omong kosong dan orang yang merayakan Natal adalah pembual besar yang memboroskan uang. Fred mengeluhkan sikap pamannya yang sangat dingin dan tidak bersahabat itu. Scrooge malah balik mengatakan bahwa Fred adalah orang miskin yang tidak akan pernah bisa menjadi kaya seperti dirinya. Scrooge mengatakan pada Fred bahwa jatuh cinta, rasa sayang, hidup dermawan, dan pernikahan itu adalah omong kosong. Fred yang merasa dihina dan disindir pamannya sendiri, pergi dari kantor Scrooge dengan hati dongkol. Tak lama setelah kepergian Fred, datanglah 2 orang dari badan amal Gereja meminta sumbangan kepada Scrooge bagi para fakir miskin agar mereka dapat merayakan Natal dengan layak. Mereka ini juga ditolak dan bahkan diusir oleh Scrooge dengan kata-kata yang menyindir dan kasar. Scrooge mengatakan bahwa kemiskinan mereka karena ulah mereka sendiri yang tidak tahu diri, miskin tapi mempunyai anak yang banyak dan membuat populasi menjadi meledak.
Hari telah larut, Scrooge akan menutup kantor. Ia meminta bob untuk tetap bekerja pada hari Natal besok dan meminta Bob untuk datang lebih pagi. Bob berusaha memohon pada Scrooge agar diberikan waktu untuk berlibur bersama keluarganya namun ditolak oleh Scrooge dengan sinis. Scrooge pulang ke rumahnya yang megah. Saat ia hendak membuka pintu rumahnya, ia melihat bayangan hijau yang menyerupai wajah rekan bisnisnya yang telah meninggal, Jacob Marley, pada gagang pintu. Scrooge menjadi kaget dan ketakutan, namun ia anggap itu hanyalah bualan pikirannya saja. Scrooge masuk ke rumahnya, membuat coklat hangat, dan duduk di depan perapian. Scrooge mulai memeriksa seluruh pintu dan jendelanya. Jika ada yang terbuka akan langsung ia tutup. Saat Scrooge duduk dengan santai, tiba-tiba lonceng di pintu kamarnya berdentang sendiri dan seolah-olah Scrooge seperti mendengar bunyi lonceng yang besar di dalam kepalanya, berdentang keras sekali. Ketika bunyi lonceng mereda, Scrooge melihat gagang pintu yang bergerak dan tak lama kemudian, datanglah bayangan arwah Marley berwarna kehijau-hijauan, menembus pintu dalam kondisi terikat rantai yang digembok pada beberapa buah kotak besi pada tiap ujung rantainya. Bayangan hantu Marley ini diajak ngobrol oleh Scrooge. Bayangan Marley ini mengatakan bahwa ia mati dengan tidak tenang dikarenakan sikap Scrooge yang sangat kikir. Bayangan hantu Marley ini juga meminta Scrooge untuk instropeksi diri dengan hidup beramal. Scrooge menerima permintaan itu dengan setengah hati. Hantu Marley yang mengetahui kemunafikan Scrooge ini mengatakan bahwa Scrooge akan dihantui oleh 3 bayangan hantu lagi. Saat bayangan hantu Marley pergi, Scrooge melihat bayangan-bayangan aneh diluar jendela seperti orang yang memukulkan kepalanya pada lemari besi dan orang yang dirantai pada sebuah balok besar dan dipukul-pukul palu.
Scrooge yang ketakutan naik ke tempat tidurnya. Namun tak lama, tirai tempat tidurnya terbuka dan ia melihat sesosok bayangan hantu di hadapannya berwujud lilin besar dengan api sebagai kepalanya. Bayangan hantu lilin ini juga diajaknya mengobrol. Bayangan lilin ini mengajak Scrooge untuk pergi melintasi masa lalunya dengan terbang melayang. Scrooge diajak menuju desa kelahirannya semasa kecil. Disini Scrooge menangis saat melihat teman-teman masa kecilnya namun ia tidak mau mengakui pada bayangan lilin bahwa ia menangis. Lalu Scrooge diajak menuju sekolahnya saat kecil. Disitu, Nampak bayangan Ebenezer Scrooge yang masih kecil terlihat murung, menyendiri, dan kesepian dalam suasana kelas yang sepi. Disini, Scrooge kecil sedang mendendangkan lagu Natal dengan tatapan mata yang kosong keluar jendela. Saat kecil, Scrooge menceritakan pada hantu bayangan lilin bahwa ia adalah anak yang pemalu dan tertutup, jarang bergaul, dan jarang diperhatikan oleh orangtuanya. Setting tempat seketika berubah, yaitu Scrooge yang telah beranjak remaja dan sedang berbicara dengan teman perempuannya yang akan pulang kampung saat liburan Natal. Scrooge muda saat itu larut dalam kegembiraan teman perempuannya itu dan memeluknya.
Bayangan hantu lilin kemudian mengajak Scrooge untuk pergi kepada masa lalunya yang lain yaitu saat ia telah beranjak menjadi dewasa. Saat itu, Scrooge mulai mengenal cinta dan ia jatuh cinta pada seorang wanita bernama Belle yang diajaknya berdansa dalam sebuah pesta malam Natal yang meriah oleh bosnya, Fezziwig. Scrooge tersenyum saat melihat bayangannya yang sedang berdansa dengan wanita pujaannya itu. Tak lama, setting bayangan di depannya berubah. Kali ini bertempat di ruang kerja Scrooge, tepat pada saat malam Natal juga. Disini, Scrooge meyaksikan saat ia yang masih muda, bertengkar dengan Belle. Belle mengeluhkan sikap Scrooge yang terlalu memikirkan bisnis, karir, dan harta kekayaan ketimbang memikirkan dirinya. Scrooge yang saat itu telah beranjak dewasa malah balik memarahi Belle, menggebrak meja dengan kasar, dan mengatakan bahwa itu adalah hal yang wajar dimana seorang pria mengejar kesuksesan untuk terhindar dari kemiskinan. Belle pun meminta Scrooge untuk memilih, dirinya atau karir dan ternyata Scrooge lebih memilih karirnya. Belle yang sedih dan menangis meninggalkan ruang kerja Scrooge, meninggalkan Scrooge muda yang terpaku sendiri.
Scrooge yang tidak tahan melihat masa lalunya ini meminta hantu lilin untuk membawanya pergi dari tempat itu, tapi hantu lilin menolak dan malah memperlihatkan berbagai macam wajah-wajah orang yang pernah ada dalam kehidupan Scrooge. Scrooge yang marah lalu berusaha memadamkan hantu lilin. Scrooge merasa puas, namun ia justru malah terlempar ke udara dan jatuh kembali ke kamar tidurnya. Scrooge yang setengah kesakitan mendengar suara tawa pria yang sangat berat dan melihat pintu kamarnya yang bercahaya dari luar. Pintu itu terbuka dan meminta Scrooge untuk masuk kedalamnya. Scrooge pun masuk dan melihat ruangan yang sangat indah, bercahaya kelap-kelip dengan berbagai macam ornamen Natal dan kado-kado Natal yang menumpuk hingga menjulang tinggi. Scrooge melihat sesosok manusia seorang laki-laki tambun, berkumis, memakai jubah berbulu yang indah, membawa obor, dan berjenggot lebat, sedang duduk diatas kado-kado Natal. Bayangan ini memperkenalkan diri sebagai hantu kado Natal. Ia menanyai Scrooge, apakah Scrooge pernah bertemu dengan keluarganya di London yang berjumlah 1.842 orang. Scrooge  menjawab tidak pernah. Scrooge tidak menangkap maksud dari hantu ini, bahwa saudaranya yang sejumlah 1.842 itu adalah para fakir miskin yang tersebar di London. Scrooge bertanya kepada bayangan hantu tadi kenapa memakai sarung pedang tapi tidak ada pedangnya. Bayangan hantu ini menjawab bahwa itu sebagai simbol perdamaian bagi semua manusia di muka bumi, pesan dari hari Natal. Bayangan hantu ini meminta Scrooge untuk memegang tali jubahnya, menghembuskan percikan api dari obornya ke lantai sehingga lantai tampak seperti berlubang dan melayang-layang di atas kota London. Bayangan hantu ini mengajak Scrooge jalan-jalan menyusuri seluruh sudut kota London, Scrooge sangat senang dan terpana dengan keindahan kota London dari atas angkasa. Scrooge diajak menuju tempat pembuatan roti, disitu Scrooge melihat para fakir miskin sedang mengantri untuk membeli roti. Bayangan hantu tadi lalu mejelaskan bahwa banyak sekali orang-orang kaya yang munafik dan menolong sesama mereka hanya supaya nama mereka terkenal serta mendapat sanjungan, bukan dari lubuk hatinya.
Bayangan hantu ini lantas membawa Scrooge menuju rumah pegawainya, Bob Cratchit yang sederhana, miskin, namun bahagia. Anak Bob, Timmy adalah anak bungsunya yang cacat namun sangat disayang oleh Bob. Keluarga sederhana yang bahagia ini kemudia makan malam bersama dalam kehangatan suasanan malam Natal. Ada adegan dimana saat Bob akan bersulang untuk Mr. Scrooge, istrinya malah memarahi dia dan mengatakan bahwa Scrooge adalah pria tidak berperasaan. Bob menegur istrinya dan membela nama Scrooge dengan mengatakan bahwa sebenarnya Mr. Scrooge adalah orang yang baik, hanya saja Tuhan belum menjamahnya. Scrooge yang menyaksikan hal ini hanya terdiam termangu dan malu. Tak lama setting pun berubah, kali ini di rumah keponakannya, George Fred. Fred yang menciptakan joke ringan seputar kehidupan Scrooge membuat tebakan yang lucu mengenai Scrooge. Disini, teman-teman Fred merasa jengkel dengan ulah pamannya itu, namun justru Fred membela pamannya dan mengajak teman-temannya untuk bersulang bagi pamannya, Ebenezer Scrooge. Bayangan hantu kado natal ini lantas membawa Scrooge dalam sebuah ruangan yang berisi alat-alat mekanik jam raksasa. Hantu ini mengatakan bahwa ia tidak akan bertahan lama dan hanya hidup dalam satu malam saja. Dari dalam jubah hantu ini ada dua orang anak miskin dekil yang terlihat seperti ketakutan karena tersiksa oleh ‘pola pikir’ Scrooge mengenai pandangannya terhadap orang miskin. Bayangan hantu ini kemudian mati seiring dengan dentang lonceng dari jam raksasa tersebut, perlahan-lahan menjadi tengkorak dan abunya tertiup angin, meninggalkan Scrooge seorang diri dalam ruangan misterius itu.
Scrooge yang sendiri melihat bayangannya di lantai tiba-tiba berubah menjadi bayangan malaikat kematian berwujud tengkorak dan memakai jubah panjang. Bayangan kematian ini lantas mendorong Scrooge sampai terjungkal jatuh ke lantai, hingga lantai berlubang. Scrooge terjatuh pada anak tangga yang panjang dan curam. Di dasar anak tangga ini, Scrooge melihat bayangan 3 orang laki-laki yang sedang membicarakan tentang sebuah berita kematian seorang pria tua yang kaya raya dan hidup seorang diri. Scrooge masih belum tahu siapakah orang yang dimaksud. Scrooge lari ketakutan karena ia dikejar oleh bayangan hitam kematian yang menaiki kereta kuda hantu. Scrooge juga dihantui oleh bayangan orang-orang kaya yang meninggal dengan berfoya-foya dalam bentuk seperti zombie sedang minum minuman beralkohol dan bersama perempuan-perempuan pelacur. Scrooge yang terus berlari tidak menyadari bahwa semakin ia berlari, semakin ia menyusut menjadi kecil, sekecil tikus. Scrooge yang sudah menjadi kecil itu lalu bersembunyi pada sebuah saluran got yang kotor dan jorok. Namun, Scrooge kembali dikejar oleh bayangan hitam kematian yang tidak kenal lelah untuk mendapatkan Scrooge. Scrooge terlempar ke dalam got dan menyusuri saluran got yang licin karena membeku. Scrooge terlempar jauh menuju dataran yang lebih rendah hingga ia terjatuh ke dalam keranjang yang dibawa oleh pembantunya, Mrs. Dilber.
Di dalam rumah Mrs. Dilber, Scrooge yang telah berubah menjadi kecil tersangkut pada tirai tempat tidurnya yang diambil Mrs. Dilber dari rumahnya. Scrooge melihat Mrs. Dilber dan suaminya sedang tertawa gembira karena berhasil menjarah barang-barang layak pakai di rumahnya. Mrs. Dilber mengatakan pada suaminya bahwa ia juga mengambil baju yang dikenakan Scrooge saat penguburannya. Sadarlah Scrooge bahwa lelaki tua yang mati dengan hidup sendiri, yang dibicarakan oleh bayangan 3 pria di dasar tangga itu adalah dirinya sendiri. Bayangan kematian itu lantas mengajak Scrooge untuk melihat jenazah yang terbujur kaku dan terbaring di tempat tidur kayu. Scrooge menawarkan kepada bayangan kematian itu, apabila ada orang-orang yang berduka atas kematiannya, maka bayangan kematian harus meloloskan ia dari maut. Ternyata, dalam suatu penglihatan lain, Scrooge melihat bahwa orang-orang di kota itu semuanya gembira atas kematian Scrooge, terutama orang-orang yang berhutang pada Scrooge. Scrooge sangat sedih melihat penglihatan itu. Scrooge meminta lagi pada bayangan kematian, pasti ada satu atau dua orang yang berduka atas kematiannya, entah itu anggota keluarganya atau siapa pun. Scrooge minta diperlihatkan siapakah orang yang sungguh-sungguh berduka akan kematiannya. Bayangan kematian menunjukkan penglihatan, sebuah rumah dengan anggota keluarga yang berkumpul. Ternyata, orang yang sangat berduka dan menangisi kematiannya tidak lain adalah pegawainya sendiri, Bob Cratchit yang selama ini ia tekan terus untuk bekerja keras, yang ia beri gaji tidak layak, dan yang ia remehkan sebagai rakyat jelata. Dalam penglihatan itu, Scrooge melihat Bob berdoa sambil menangis, sangat berduka dan mendoakan arwah Scrooge yang telah meninggal agar tenang. Scrooge sangat malu dan menangis melihat hal ini dan meminta agar bayangan kematian memberinya kesempatan untuk merubah sifat buruknya itu. Namun bayangan kematian malah mengajak Scrooge ke areal pekuburan dan menunjukkan batu nisan yang tertulis nama Ebenezer Scrooge. Scrooge berteriak-teriak dan menangis, memohon agar bayangan kematian mengasihaninya dan memberinya kesempatan untuk bertobat. Bayangan kematian menolaknya, Scrooge berusaha untuk kabur, tapi kakinya malah tertancap dalam pusaran tanah yang semakin lama semakin dalam. Di dalam pusaran tanah itu, Scrooge melihat sebuah peti mati kosong yang terbuka lebar. Scrooge menjerit untuk memohon pada bayangan kematian agar mengampuninya, tapi bayangan kematian melepaskan pegangan tangannya sehingga Scrooge terjatuh ke dalam pusaran lubang tanah yang dalam itu.
Scrooge terjatuh, dan ternyata ia sedang berada di kamarnya. Kakinya terikat pada tirai tempat tidur. Scrooge melonjak-lonjak kegirangan dan menari-nari karena ia berhasil kembali ke realitas hidupnya. Scrooge membuka jendela dan mensyukuri keindahan pagi. Ia menyuruh seorang anak kecil pengangkut barang untuk membeli kalkun ukuran besar di pasar dan mengantarnya ke rumah Bob Cratchit di Camden Town. Scrooge bahkan membuat Mrs. Dilber yang sedang bekerja ketakutan dan mengira bahwa Scrooge telah menjadi gila. Saking gembiranya, Scrooge meluncur di jalanan yang membeku dengan berpegangan pada sebuah kereta kuda yang sedang melaju kencang seraya meneriaki orang-orang yang hilir mudik di jalan. Orang-orang yang melihat ini sangat heran dan terpukau. Siangnya, Scrooge hendak pergi ke kantornya dan tak sengaja berpapasan dengan ketua badan amal Gereja untuk fakir miskin. Scrooge menghampirinya, meminta maaf atas tindakan kasarnya yang telah mengusir mereka dengan tidak hormat dan mengatakan bahwa Scrooge akan menyumbangkan 50% hartanya kepada fakir miskin. Orang ini sangat takjub dan gembira, seakan tidak percaya Scrooge mengalami perubahan dalam satu malam. Bahkan Scrooge memberikan uang 2 Shilling kepada pengamen jalanan sambil ikut menyanyikan lagu “joy to the world”. 2 Shilling adalah jumlah yang sangat banyak saat itu, nilai 2 Shilling sama dengan 1 keping emas. Scrooge juga melunaskan tanggungan orang-orang yang berhutang padanya. Malam harinya, Scrooge pergi ke rumah keponakannya, Fred, untuk memenuhi undangan makan malam. Keponakannya yang semula kaget terdiam saat Scrooge berkata bahwa ia ingin makan malam bersama. Fred yang terdiam terpaku lantas bergembira menyambut kedatangan pamannya itu dan mulai memperkenalkan Scrooge pada kawan-kawannya. Mulailah mereka makan malam bersama dengan suasana gembira. Paginya, Scrooge membuat kejutan kepada Bob Cratchit. Scrooge menyuruh Bob untuk mengambil cuti Natal selama sepekan dan menaikkan gaji pegawainya itu 3 kali lipat. Scrooge menyuruh Bob berbelanja kebutuhan Natal bagi seluruh keluarganya dan terutama bagi anaknya yang cacat, Timmy. Bob sangat heran dengan perubahan Scrooge ini. Bahkan Scrooge meminta kepada Bob agar ia bisa menjadi ayah kedua bagi anaknya yang cacat itu. Akhir cerita, Scrooge berjalan menyusuri London dengan Timmy di atas bahunya.
TAMAT


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya