Saksi
-saksi Yehuwa
Ketika, saya tinggal
di Jakarta, suatu hari saya mendengar ketukan pintu rumah. Dan ternyata yang
datang berkunjung adalah dua orang wanita, yang tersenyum ramah, serta
mengatakan ingin bersaksi tentang kebaikan Allah. Tentu saja saya
menyambut baik kedatangan mereka. Mereka memperkenalkan diri mereka, bahwa
mereka adalah anggota Saksi Yehova. Dan seperti biasa yang pernah saya
dengar, mereka mulai mempertanyakan kondisi dunia ini yang terlihat menyedihkan
dengan begitu banyak penderitaan dan kejahatan. Mereka telah mempersiapkan
brosur yang berisi kegiatan dan pengajaran dari Saksi Yehovah, termasuk
mendiskusikan bahwa Yesus bukanlah Tuhan. Ini sungguh menyedihkan, namun
di dalam hati, saya sungguh memuji kesungguhan hati mereka untuk mewartakan
ajaran-ajaran yang dipercaya oleh kelompok Saksi Yehovah ini.Di sisi yang lain,
saya merasa bahwa pewartaan yang tidak mewartakan kebenaran secara penuh, atau
malah bertentangan dengan kebenaran, bukanlah pewartaan Kabar Gembira yang
sejati. Mewartakan dimensi manusia dari Kristus tanpa mewartakan dimensi
Ilahi-Nya adalah tidak lengkap dan bertentangan dengan kebenaran. Hal ini
juga diperparah dengan ajaran lain yang menyimpang dari akal budi, prinsip
keadilan, dan Alkitab, seperti ajaran tentang: tujuan akhir manusia, konsep
antropologi yang salah, dll. Dalam tulisan ini, kita akan melihat sejarah
berdirinya sekte ini, pengajaran mereka, dan menampilkan bahwa beberapa prinsip
ajaran mereka adalah tidak benar.
Pada tahun 1872, Charles Taze Russell (1852-1916)
mendirikan satu sekte yang dinamakan Saksi Yehova atau Saksi Yehuwa (Yehuwa s
witnesses). Charles T. Russell memiliki latar belakang aliran
Protestan ( Congregationalism ), dan kemudian dia mengikuti
aliran Adventisme ( Adventism ), sebelum akhirnya mendirikan
the Watchtower Bible and Tract Society, yang mengontrol perkembangan dan
pengajaran dari Saksi Yehova, yang berbasis di Brooklyn, USA. Dari latar
belakang ini, maka dapat dimengerti kalau beberapa doktrin yang dianutnya
adalah dari Protestan dan juga dari Adventisme. [ 1 ] Beberapa
doktrin Protestan yang dianut oleh Saksi Yehova adalah: penolakan terhadap
beberapa pengajaran Katolik, seperti Sakramen Ekaristi, Sakramen Tobat, Api
Penyucian, perantaraan para Kudus, dll. Silakan melihat beberapa artikel
bagaimana mempertanggung-jawabkan iman Katolik di topik apologetik dan di
beberapa artikel dan arsip tanya jawab apologetik Kristen. Pengaruh dari
Adventisme dapat terlihat dari beberapa ajaran Saksi Yehuwa, seperti akhir
jaman, Roh Kudus bukan pribadi, Yesus bukan Tuhan namun Malaikat Mikael - yang
lebih rendah dari Allah, dll. Mari sekarang kita membahas beberapa
pengajaran pokok dari Saksi Yehuwa yang bertentangan dengan Kitab Suci, akal
budi, dan prinsip keadilan.
1.
Mempercayai Yesus
bukanlah Tuhan adalah bertentangan dengan kodrat Yesus, yang sungguh Allah dan
sungguh manusia.
2.
Mempercayai Yesus
adalah penghulu malaikat Mikael adalah menempatkan Pencipta menjadi ciptaan.
3.
Beberapa ramalan
tentang akhir dunia yang terbukti gagal membuktikan bahwa nubuat tersebut bukan
dari Allah.
4.
Hanya 144.000 orang
yang dipercaya berada di Sorga tidak masuk akal dan tidak Alkitabiah.
5.
Dua tipe kebahagiaan
manusia - kebahagiaan Sorga dan dunia - adalah seperti sistem kasta,
bertentangan dengan prinsip keadilan dan tidak Alkitabiah.
6.
Pengajaran bahwa jiwa
manusia tidak bersifat kekal menyalahi prinsip akal budi dan Alkitab.
7.
Pengajaran bahwa
tidak ada neraka yang kekal menyalahi prinsip keadilan dan Alkitab.
1. Mempercayai Yesus
bukanlah Tuhan adalah bertentangan dengan kodrat Yesus, yang sungguh Allah dan
sungguh manusia.
Salah satu pengajaran dari Saksi Yehuwa yang sungguh
berbeda dibandingkan dengan pengajaran agama Kristen adalah mereka tidak
percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Bagi mereka Tuhan adalah Yehuwa, dan
bukan Trinitas - Satu Allah dalam tiga pribadi. Kalau ditelusuri,
sebenarnya ajaran ini telah diajarkan oleh Arius, yang pada tahun 318 mengajarkan
bahwa Yesus bukanlah Tuhan. Dan para Bapa Gereja akhirnya dapat
menghancurkan ajaran sesat ini pada tahun 325 melalui konsili Nicea, walaupun
pengaruh ajaran Arius masih terus bertahan sampai kurang lebih abad
ke-5. Di dalam kunjungan mereka ke rumah-rumah, biasanya, pada awalnya,
mereka tidak terlalu membahas tentang identitas Yesus yang bukan Tuhan (dalam
pengertian pribadi ke-2 dalam Trinitas). Mereka akan menceritakan tentang
Yesus yang sungguh-sungguh memberikan jalan dan pengajaran yang begitu luar
biasa kepada manusia, bahkan kadang-kadang mereka mengatakan bahwa Yesus adalah
Anak Allah. Namun, kalau ditanya lebih lanjut, apakah Yesus adalah Allah
dalam pengertian Trinitas, Satu Allah dalam tiga pribadi, di mana Yesus adalah
pribadi yang ke-dua, maka mereka akan mengatakan tidak. Saksi-saksi Yehuwa
memberitakan setengah kebenaran, yaitu kemanusiaan Yesus, tanpa memberitakan
kebenaran yang lain, yaitu ke-Allahan Yesus. Di dalam sejarah kekristenan,
ajaran sesat yang berhubungan dengan kristologi, senantiasa menekankan sisi
yang satu tanpa melihat sisi yang lain. [ 2 ] Untuk
menjawab keberatan mereka tentang ke-Allah Yesus, maka silakan untuk membaca
beberapa artikel tentang Kristologi yang telah ditulis oleh katolisitas. org:
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan
berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan
Tuhan yang terbesar , yang
menunjukkan segala kesempurnaannya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang
menyertai kita.Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi . Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh
Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia . Dan Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia .
Berikut ini adalah beberapa
pembuktian dari tulisan di atas, yang membuktikan bahwa Yesus adalah
Tuhan. Pernyataan Yesus ini dilakukan dengan berbagai cara dan dalam
berbagai kesempatan:
1.
Pertama-tama, ketika
berusia 12 tahun dan Ia diketemukan di Bait Allah, Yesus mengatakan bahwa bait
Allah adalah Rumah Bapa-Nya (lih. Luk 2:49). Dengan demikian, Yesus
mengatakan bahwa Ia adalah Putera Allah.
2.
Pernyataan ini
ditegaskan kembali oleh Allah Bapa pada saat Baptisan Yesus, saat terdengar
suara dari langit, " Inilah Anak-Ku yang kukasihi ,
kepada-Nya Aku berkenan. "(Luk 3:22).
3.
Yesus adalah Tuhan
yang mengatasi para malaikat . Setelah Dia mengatasi cobaan Iblis
di padang gurun, para malaikat-pun datang melayani Dia (lih. Mat 3:11).
4.
Pada saat Yesus
memulai pengajarannya, terutama dalam Khotbah di Bukit (Delapan Sabda Bahagia),
Ia berbicara di dalam nama-Nya sendiri , untuk menyatakan
otoritas yang dimiliki-Nya (Mat 5:1-dst). Ini membuktikan bahwa Ia lebih
tinggi dari Musa dan para nabi, Sebab Musa berbicara
dalam nama Tuhan (lih. Kel 19:7) ketika Ia memberikan hukum Sepuluh Perintah
Allah; tetapi Yesus memberikan hukum dalam nama-Nya sendiri, " Aku
berkata kepadamu .... "Hal ini tertera sedikitnya 12 kali di
dalam pengajaran Yesus di Mat 5 dan 6, dan dengan demikian Ia menegaskan
DiriNya sebagai Pemberi Hukum Ilahi ( the Divine
Pembuat ) itu sendiri, yaitu Allah. Demikian pula dengan kata
"Amin, Amin ...", pada awal ajaranNya, Yesus menegaskan segala yang
akan diucapkan-Nya sebagai perintah; bukan seperti orang biasa yang mengatakan
'amen' diakhir doanya sebagai tanda 'setuju'.
5.
Jadi dengan demikian
Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Taurat Allah yang hidup ,
suatu peran yang sangat tinggi dan ilahi, sehingga menjadi batu sandungan bagi
orang-orang Yahudi untuk mempercayai Yesus sebagai Sang Mesias. Hal ini
dipegang oleh banyak orang Yahudi yang diceriterakan dengan begitu indah dalam
buku Jesus of Nazareth , yaitu dalam percakapan imajiner
seorang Rabi Yahudi dengan Rabi Neusner,tentang
bagaimana mencapai kesempurnaan hidup.Kesempurnaan inilah yang dimaksudkan oleh
Yesus ketika Ia berbicara dengan orang muda yang kaya, "Jika engkau mau
sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan bagikanlah kepada orang-orang
miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah
Aku " (Mat 19:21). "Aku" di sini hanya mungkin
berarti Tuhan sendiri.
6.
Yesus menyatakan
DiriNya sebagai Seorang yang dinantikan oleh para Nabi sepanjang abad (lih.
Mat 13:17). Ia juga berkata, "... supaya kamu menanggung akibat
penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, ... sampai
Zakharia ... semuanya ini akan ditanggungkan pada angkatan ini!" (Mat
23:34-36).Secara tidak langsung ini mengatakan bahwa darah-Nya yang akan
tertumpah dalam beberapa hari berikutnya merupakan rangkuman dari penumpahan
darah orang yang tidak bersalah sepanjang segala abad.
7.
Yesus sebagai Tuhan
juga terlihat dengan jelas dari segala mukjizat yang dilakukan dalam
nama-Nya sendiri , yang menunjukkan bahwa kebesaran-Nya mengatasi
segala sesuatu. Yesus menghentikan badai (Mat 8: 26; Mrk 4:39-41)
menyembuhkan penyakit (Mat 8:1-16, 9:18-38, 14:36, 15: 29-31), memperbanyak
roti untuk ribuan orang (Mat 14: 13-20; Mrk 6:30-44; Luk 9: 10-17; Yoh 6:1-13),
mengusir setan (Mat 8:28-34), mengampuni dosa (Luk5: 24; 7:48) , dan
membangkitkan orang mati (Luk 7:14; Yoh 11:39-44). Pada semuanya itu,mukjizat-Nya
yang terbesar adalah: Kebangkitan-Nya sendiri dari mati (Mat
28:9-10; Luk 24:5-7,34,36; Mrk 16:9; Yoh 20:11-29; 21 :1-19).
8.
Pada saat Ia
menyembuhkan orang yang lumpuh, Yesus menyatakan bahwa Ia memiliki kuasa untuk
mengampuni dosa (Mat 9:2-8; Luk5: 24), sehingga dengan demikian Ia menyatakan
DiriNya sebagai Tuhan sebab hanya Tuhan yang dapat mengampuni dosa .
9.
Pada beberapa
kesempatan, Yesus menyembuhkan para orang sakit pada hari Sabat, yang
menimbulkan kedengkian orang-orang Yahudi. Namun dengan demikian, Yesus
bermaksud untuk menyatakan bahwa Ia adalah lebih tinggi daripada hari
Sabat (lih. Mat 12:8; Mrk 3:1-6).
10.
Yesus juga menyatakan
Diri-Nya lebih tinggi dari nabi Yunus, Raja Salomo dan Bait Allah (lih. Mt
12:41-42; 12:6). Ini hanya dapat berarti bahwa Yesus adalah Allah, kepada
siapa hari Sabat diadakan, dan untuk siapa Bait Allah dibangun.
11.
Yesus menyatakan
Diri-Nya sebagai Tuhan, dengan berkata " Aku adalah ...
( I am ) "yang mengacu pada perkataan Allah kepada nabi
Musa pada semak yang berapi," Aku adalah Aku , I
am who I am "(lih. Kel 3:14 ):
1.
Pada Injil Yohanes,
Yesus mengatakan "Aku adalah ...." sebanyak tujuh kali: Yesus
menyatakan Dirinya sebagai Roti Hidup yang turun dari Surga (Yoh 6:35), Terang
Dunia (Yoh 8:12), Pintu yang melaluinya orang diselamatkan (Yoh 10 : 9),
Gembala yang Baik yang menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (Yoh 10:10),
Kebangkitan dan Hidup (Yoh 11:25), Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh 14:6),
Pokok Anggur yang benar (Yoh 15:1).
2.
Yesus menyatakan
diri-Nya sebagai sumber air hidup yang akan menjadi mata air di dalam diri
manusia, yang terus memancar sampai ke hidup yang kekal (Yoh 4:14). Dengan
demikian Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber rahmat; hal ini tidak mungkin
jika Yesus bukan Tuhan, sebab manusia biasa tidak mungkin dapat menyatakan diri
sebagai sumber rahmat bagi semua orang.
3.
Yesus menyatakan,
"Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui
Aku" (Yoh 14:6); dan dengan demikian Ia menempatkan diri sebagai perantara
yang mutlak bagi seseorang untuk sampai kepada Allah Bapa.
4.
Ia menyatakan bahwa
"... kamu akan mati dalam dosamu ... jika kamu tidak percaya bahwa Akulah
Dia" (Yoh 8:24) yang datang dari Bapa di surga (lih. Yoh 21-29).
5.
Yesus mengatakan,
"Aku ini ( It is I ) ... ", pada saat Ia berjalan di
atas air (Yoh 6:20) dan meredakan badai.
6.
Yesus mengatakan,
"Akulah Dia," pada saat Ia ditangkap di Getsemani.
7.
Ketika Yesus diadili
di hadapan orang Farisi, dan mereka mempertanyakan apakah Ia adalah Mesias
Putera Allah, Yesus mengatakan, "Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah
Anak Allah."
8.
Mungkin yang paling
jelas adalah pada saat Yesus menyatakan keberadaan DiriNya sebelum Abraham,
"... sebelum Abraham jadi, Aku telah ada . "(Yoh
8:58)
Dengan demikian,
Yesus menyatakan DiriNya sudah ada sebelum segala sesuatunya dijadikan . Dan
ini hanya mungkin jika Yesus sungguh-sungguh Tuhan. Tentang keberadaan
Yesus sejak awal mula dunia dinyatakan oleh Yesus sendiri di dalam doa-Nya sebelum
sengsara-Nya, "Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan
yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. "(Yoh 17:5)
Dengan keberadaan
Yesus yang mengatasi segala sesuatu, dan atas semua manusia, maka Ia
mensyaratkan kesetiaan agar diberikan kepada dari semua orang."Barangsiapa
mengasihi bapa atau ibunya lebih dari Aku, ia tidak layak bagi-Ku" (Mat
10:37). Ia kemudian berkata bahwa apa yang kita lakukan terhadap
saudara kita yang paling hina, itu kita lakukan terhadap Dia (lih.
25:40). Ini hanya dapat terjadi kalau Yesus adalah Tuhan yang mengatasi
semua orang, sehingga Dia dapat hadir di dalam diri setiap orang, dan Ia layak
dihormati di atas semua orang, bahkan pada orang tua kita sendiri.
Yesus menghendaki
kita percaya kepada-Nya seperti kita percaya kepada Allah (lih. Yoh 14:1), dan
Ia menjanjikan tempat di surga bagi kita yang percaya. Dengan demikian Ia
menyatakan diriNya sebagai yang setara dengan Allah Bapa ,
"Siapa yang melihat Aku, melihat Bapa, (Yoh 14:9), Bapa di dalam Aku dan
Aku di dalam Bapa (Yoh 10:38). Tidak ada seorangpun yang mengenal Anak
selain Bapa, dan mengenal Bapa selain Anak (lih. Mat 11:27). Yesus juga
menyatakan DiriNya didalam kesatuan dengan Allah Bapa saat
mendoakan para muridNya dan semua orang percaya, "... agar mereka semua
menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau
..." (Yoh 17:21). Ini hanya mungkin jika Ia sungguh-sungguh
Tuhan. Pernyataan Yesus ini berbeda dengan para pemimpin agama lain,
seperti Muhammad dan Buddha, sebab mereka tidak pernah menyatakan diri mereka
sendiri sebagai Tuhan.
Ketika Yesus
menampakkan diri kepada para murid setelah kebangkitan-Nya, Thomas, Rasul yang
awalnya tidak percaya menyaksikan sendiri bahwa Yesus sungguh hidup dan ia
berkata, " Ya Tuhanku dan Allahku ". Mendengar
hal ini, Yesus tidak menyanggahnya (ini menunjukkan bahwa Ia sungguh Allah),
melainkan Ia menegaskan pernyataan ini dengan seruannya agar kita percaya
kepadaNya meskipun kita tidak melihat Dia (Yoh 20: 28-29).
Yesus menyatakan Diri
sebagai Tuhan, dengan menyatakan diriNya sebagai Anak Manusia, yang akan menghakimi
semua manusia pada akhir jaman (lih. Mat 24:30-31), sebab segala kuasa
di Surga dan di dunia telah diberikan kepada-Nya, seperti yang dikatakannya
sebelum Ia naik ke surga, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga
dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus ... "(Mat
28:18). Dengan demikian, Yesus menyatakan diriNya sebagai Pribadi Kedua di
dalam Allah Tritunggal Maha Kudus, dan dengan kuasaNya sebagai Allah ini maka
ia akan menghakimi semua manusia di akhir dunia nanti, seperti yang dinubuatkan
oleh nabi Daniel (Dan 7:13-14). Yesus tidak mungkin membuat pernyataan
sedemikian, jika Ia bukan sungguh-sungguh Tuhan.
2. Mempercayai Yesus adalah
penghulu malaikat Mikael adalah menjadikan Pencipta menjadi seorang ciptaan.
Kalau bukan Tuhan, bagaimana Saksi Yehuwa mempercayai
Yesus? Mereka percaya bahwa Yesus, Adam ke-dua, adalah penghulu malaikat
Mikael. [ 3 ] Ajaran ini
kalau ditelurusi merupakan suatu modifikasi dari ajaran agama gereja Mormon,
yang percaya bahwa malaikat Mikael adalah Adam [ 4 ] Kalau kita
dapat membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan, maka ajaran bahwa Yesus adalah
malaikat Mikael adalah tidak memiliki dasar. Oleh karena itu, silakan
melihat beberapa artikel Kristologi dan argumentasi di atas. Kalau Yesus
adalah Tuhan, maka tidak mungkin dia berhenti menjadi Tuhan, dan kemudian
menjadi malaikat, mahluk yang diciptakan.
3. Beberapa ramalan tentang
akhir dunia yang terbukti gagal membuktikan bahwa nubuat tersebut bukan dari
Allah.
Salah satu pengaruh dari Adventisme kepada Saksi-saksi
Yehuwa adalah meramalkan tentang hal-hal yang berhubungan dengan akhir
dunia. Mari kita melihat beberapa ramalan yang diberikan, yang saya ambil
dari site Catholic Answer ( silakan klik ):
·
1889 : " Peperangan pada hari besar,
yaitu hari Allah Yang Mahakuasa (Why 6:14), dimana akan berakhir di tahun 1914 .. "( Studies ,
Vol. 2, 1908 edition, 101) [catatan: Hal ini tidak terbukti ]
·
1891 : " Dengan berakhirnya tahun 1914 ,
apa yang Tuhan sebut Babilonia, dan apa yang orang-orang sebut Chistendom, akan
berlalu, seperti yang telah ditunjukkan dalam nubuat "( Studies ,
Vol. 3, 153)
·
1894 : " Akhir dari tahun 1914 bukanlah
hari untuk awal, namun untuk berakhirnya masa kesukaran "( WT
Reprints , 1-1-1894, 1605 dan 1677)
·
1897 : " Tuhan kita sekarang hadir,
sejak Oktober 1874 "( Studies , Vol. 4, 1897
edition, 621)
·
1916 : " Enam masa 1000 tahun yang
dimulai dari Adam telah berakhir, dan waktu hari ke tujuh, 1000 tahun dari
pemerintahan Kristus telah dimulai di tahun 1873 "(Studies ,
Vol. 2, p. 2 of foreword)
·
1917 : " Alkitab ... membuktikan bahwa
kedatangan Kristus ke dua telah terjadi di musim gugur 1874 "( Studies ,
Vol. 7, 68)
·
1918 : " Oleh karena itu, dengan penuh
keyakinan kita bisa berharap bahwa 1925akan menandai kembalinya
Abraham, Isak, Yakub, dan nabi-nabi yang setia dari masa dulu "( Millions
Now Living Will Never Die , 89) [ catatan: Hal ini tidak
terbukti ]
·
1922 : " Tahun 1925 adalah
tahun yang lebih diindikasikan oleh Alkitab secara lebih nyata dari tahun 1914 "(WT,
9-1-1922, 262).
·
1923 : " Tahun 1925 secara
pasti telah ditegaskan di dalam Alkitab. Seperti kepada nabi Nuh, umat
Kristen sekarang memiliki sesuatu yang lebih untuk mendasarkan imannya dari
yang dimiliki oleh nabi Nuh ketika dia mendasarkan imannya akan kedatangan
banjir besar "(WT, 4-1-1923, 106).
·
1925 : " Tahun 1925 telah
tiba .... umat kristen seharusnya tidak terlalu kuatir tentang apa yang
mungkin terjadi tahun ini "(WT, 1-1-1925, 3).
·
1931 : " Ada bukti kekecewaan dari
anggota Yehuwa di dunia pada tanggal [prediksi]1914, 1918 dan 1925 ,
dimana kekecewaan hanya sementara. Kemudian para pengikut belajar bahwa
tanggal-tanggal tersebut telah ditetapkan secara pasti di dalam Alkitab; dan
mereka juga telah belajar untuk tidak menetapkan tanggal yang pasti ...."( Vindication ,
388, 389). [ catatan: nubuat akhir jaman yang diramalkan
tahun 1914, 1918, 1925 tidaklah terbukti ]
·
1939 : " Bencana dari Armagedon sudah
dekat "( Salvation , 361).
·
1941 : " Armagedon pasti telah dekat ...
cepat ... dalam beberapa tahun "( Children ,
10).
·
1946 : " Armagedon ... akan terjadi
sebelum 1972 "( They Have Found a
Faith , 44). [catatan: Hal ini tidak terbukti ]
·
1966 : " Enam ribu tahun dari saat
manusia diciptakan akan berakhir di tahun 1975, dan periode ke tujuh dari
seribu tahun dari sejarah manusia akan dimulai di tahun 1975 "( Life
Everlasting in Freedom of the Sons of God , 29).
·
1968 : " Akhir dari enam ribu tahun dari
sejarah manusia di musim gugur tahun1975 bukanlah [bersifat]
sementara, namun diterima sebagai suatu tanggal yang pasti"(WT,
1-1-1968, 271). [ catatan: Hal ini tidak terbukti ]
Dari sini, kita
melihat bahwa ramalan-ramalan yang dilakukan oleh Saksi Yehuwa tidaklah
terbukti, seperti ramalan-ramalan tentang akhir dunia dan armagedon. Dan
kita tahu bahwa seorang nabi yang perkataannya tidak terbukti bukanlah nabi
yang benar, seperti yang dikatakan di dalam Kitab Ulangan " apabila
seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan
tidak sampai, maka itulah kata yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu
berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya. "(Ul
18:22; lihat juga Yer 23:16; 28:9). Dan ramalan tentang akhir dunia yang
dibuat oleh Saksi Yehuwa tidak terjadi, bahkan bukan hanya gagal sekali, namun
berkali-kali. Kalau Saksi Yehuwa membuat kesalahan doktrin tentang akhir
jaman, maka pertanyaannya, bagaimana kita bisa percaya akan doktrin-doktrin
yang lain?
Ajaran pokok yang lain dari Saksi Yehuwa adalah hanya
144.000 orang yang dapat masuk dalam Kerajaan Sorga. [ 5 ] Yang termasuk
dalam kelompok 144.000 orang ini disebut "yang diurapi" ( the
anointed ), sedangkan orang-orang lain yang diizinkan oleh Allah
disebut "domba yang lain "( the other sheep ). Kelompok
yang diurapi dipercaya mulai dari para rasul sampai tahun 1935. Ini
berarti orang-orang kudus di dalam Perjanjian Lama tidak dapat masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, namun hanya akan hidup di dalam dunia yang penuh kebahagiaan,
seperti yang dipercaya oleh Saksi Yehuwa. Mereka mendasarkan pengajaran
ini dari Wahyu 7:1-8 dan Wahyu 14:1-5. Dikatakan " Dan aku
mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh
empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel. "(Why
7:4) dan" Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di
bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang
dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya "(Why
14:1). Dan mereka mengajarkan bahwa jumlah 144.000 harus diartikan secara
harafiah / literal. Mari kita membahas, bahwa sebenarnya pengajaran ini
sesungguhnya tidak masuk di akal dan tidak Alkitabiah.
1.
Kalau kita melihat di
Wahyu 14:3-4 " 3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan
takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang
dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh
empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. 4 Mereka
adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan , karena mereka murni sama seperti perawan . Mereka
adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia
pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung
bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. "
2.
Kalau mereka ingin
konsisten dengan pengertian harafiah 144.000 di ayat 3, maka seharusnya mereka
juga mengartikan ayat empat secara harafiah. Karena ayat 4 mengatakan
bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan, maka 144.000
orang yang masuk Sorga adalah laki-laki yang hidup selibat. Namun yang
terjadi adalah mereka mengatakan jumlahnya harus diartikan secara harafiah,
namun siapa yang masuk Sorga dapat diartikan secara simbolis (tidak hanya
laki-laki yang hidup selibat). Oleh karena itu, penafsiran ini menjadi
tidak konsisten.
3.
Hal ini juga terjadi
pada penafsiran berikut ini " Dan aku mendengar jumlah mereka yang
dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah
dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel. "(Why
7:4). Terlihat bahwa Saksi Yehuwa tidak konsisten dalam menafsirkan ayat
ini, karena jumlah 144.000 diartikan secara harafiah, namun suku keturunan
Israel diartikan secara simbolis, yakni tidak terbatas pada suku Israel saja -
termasuk anggota Saksi-saksi Yehuwa dari bangsa Amerika.
4.
Anggaplah bahwa
ajaran tentang Saksi Yehuwa adalah benar, bahwa hanya 144.000 orang saja yang
masuk ke dalam Kerajaan Sorga, mulai dari para rasul sampai tahun
1935. Yang perlu dipertanyakan di sini adalah, bagaimana mereka
memperhitungkan jemaat perdana yang meninggal karena mempertahankan iman mereka
dan menjadi martir, seperti pada jaman pemerintahan Nero (begitu banyak jumlah
martir), Diocletian (20,000 martir), Shapur II (1.200 martir), Henry VIII (
72,000), Nazi di Polandia (3000), Tokugawa Leyasu di Jepang (37,000), dan masih
begitu banyak daftar martir-martir yang meninggal karena mempertahankan iman
kekristenan mereka, bukan hanya ribuan, namun ratusan ribu bahkan mungkin
jutaan orang. Bagaimana dengan para santa-santo, yang kurang lebih
berjumlah 10.000 orang. Kalau benar-benar hanya 144.000 orang yang masuk
dalam kerajaan Sorga, maka mungkin tidak ada anggota Saksi Yehuwa yang masuk
Sorga, karena Saksi Yehuwa baru didirikan pada tahun 1872 dan Sorga telah terisi
dengan para martir dan santa-santo yang telah meninggal sebelum tahun 1872.Kita
tahu bahwa para martir telah melaksanakan perintah Yesus yang terutama "Barangsiapa
mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. "(Mt
10:39). Dan kehilangan nyawa untuk mempertahankan iman hanyalah mungkin
kalau didasari oleh kasih yang tulus. Mungkin ada baiknya kita semua
merenung, apakah kita semua - termasuk anggota Saksi Yehuwa - memiliki kasih
kepada Allah dalam derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan para martir?
5.
Anggaplah bahwa hanya
144.000 orang saja (yang anggotanya mulai dari para rasul sampai tahun 1935)
adalah benar, seperti yang diajarkan oleh Saksi Yehuwa.Pertanyaannya adalah
bagaimana nasib para nabi di dalam Perjanjian Lama, seperti Abraham, Musa,
Elia, Henokh, dan banyak nabi lai sebelum Kristus - termasuk Yohanes
Pemandi? Apakah mereka tidak bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah?Apakah
Abraham yang menjadi bapa orang beriman (lih. Rm 4:16), sahabat Allah (Yak
2:23) tidak dapat masuk Sorga? Apakah Musa yang berbicara dengan Tuhan
muka dengan muka, sebagaimana layaknya seorang teman (lih Kel 33:11) dan
berbicara dengan Yesus pada peristiwa transfigurasi, tidak dapat masuk Sorga?Apakah
Henokh yang berkenan kepada Allah, tidak meninggal dan diangkat ke Sorga tidak
dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga (lih. Ib 11:5). Apakah Elia yang
diangkat ke Sorga (lih. 2 Raj 2:11) dan yang berbicara dengan Yesus pada
transfigurasi (lih. Mat 17:3-4; Mrk 9:4; Lk 9:30) tidak dapat masuk ke dalam
Kerajaan Allah? Apakah Yohanes Pembaptis yang kedatangannya telah
dinubuatkan sebelumnya (lih. Yes 40:3; Mal 4:5-6), yang mempersiapkan
kedatangan Tuhan (lih. Mt 3; 1-3; Mk 1:4; Lk 3:2-3; Yoh 1:6-8) tidak juga dapat
masuk ke dalam Kerajaan Allah? Apakah semua nabi yang disebutkan di atas
kurang iman dan suci dibandingkan dengan pendiri dan umat dari Saksi Yehuwa?
Mari sekarang kita melihat Wahyu 7 dan 14. Pada
dijelaskan bagaimana Saksi Yehuwa tidak konsisten dalam menginterpretasikan
Alkitab. Mari sekarang kita melihat lebih mendalam tentang Kitab Wahyu
ini. Saksi Yehuwa mengatakan bahwa 144.000 adalah orang-orang yang berada
di Sorga. Namun, kalau kita melihat Wahyu 7:1-8, maka sebenarnya jumlah
144.000 orang ini di dunia. Dikatakan " Kemudian dari pada
itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan
mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat,
atau di laut atau di pohon-pohon. "(Why 7:1).Dan kemudian di ayat
4 dikatakan " Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan
itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan
dari semua suku keturunan Israel . "Dari sini kita dapat
menyimpulkan bahwa jumlah 144.000 di dunia. Kalau demikian, berapakah
jumlah yang masuk dalam Kerajaan Sorga? Wahyu 7:9 menyebutkan " Kemudian
dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya , dari segala bangsa dan
suku dan kaum dan bahasa, berdiri di depan takhta dan di hadapan Anak
Domba , memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan
mereka. "Oleh karena itu, yang berada di Sorga adalah tidak
terhitung banyaknya, dan bukan hanya 144.000.
5. Dua tipe kebahagiaan
manusia - kebahagiaan Sorga dan dunia - adalah seperti sistem kasta,
bertentangan dengan prinsip keadilan dan tidak Alkitabiah.
Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa hanya 144.000 yang
diurapi [ 6 ], yang tentu
saja adalah anggota dari Saksi Yehuwa, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga
dan memerintah bersama dengan Tuhan. Anggota Saksi Yehuwa yang lain, yang
disebut kelompok besar ( great crowd ) akan menikmati
kebahagiaan di dunia, sama seperti kebahagiaan Adam dan Hawa di Taman
Eden. Namun doktrin ini sungguh tidak dapat dipertanggungjawabkan, dengan
beberapa alasan berikut ini:
1.
Tidak ada pembatasan
jumlah orang yang masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Mt 5:11-12 mengatakan
" 11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya
dan kepadamu menderita cobaan segala yang jahat. 12 Bersukacita dan
bergembiralah, karena upahmu besar di sorga , sebab demikian
juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu. "Lebih lanjut
rasul Paulus menegaskan"Karena kewargaan kita adalah di dalam
sorga , dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai
Juruselamat. "(Fil 3:20) Dari sini kita tahu bahwa tidak ada
pembatasan jumlah umat beriman yang dapat masuk dalam kerajaan Sorga.
2.
Kita harus menyadari
bahwa kebahagiaan yang dijanjikan oleh Allah untuk dapat melihat Allah muka
dengan muka (lih. 1 Kor 13:12) adalah merupakan kebahagiaan yang sempurna, yang
jauh lebih sempurna dibandingkan dengan kebahagiaan kita di dunia ini -
meskipun dengan kondisi seperti Taman Firdaus. Oleh karena itu,
kebahagiaan di dunia yang dijamin oleh Saksi Yehuwa di luar 144.000 orang,
tetaplah tidak dapat dibandingkan dengan kebahagiaan di Sorga. Karena
orang-orang yang memiliki kebahagiaan di dunia tidaklah mungkin sebahagia
mereka yang di Sorga, maka kebahagiaan di dunia adalah kebahagiaan yang tidak
sempurna,kebahagiaan kelas dua . Lebih lagi, karena penentuan kebahagiaan
ini adalah berdasarkan tahun kelahiran (karena yang menjadi bilangan dari
144.000 adalah dari jaman para rasul sampai tahun 1935), maka hal ini
benar-benar melanggar prinsip keadilan. Bagaimana mungkin, karena
seseorang dilahirkan setelah tahun 1935, maka orang tersebut tidak dapat masuk
dalam Kerajaan Sorga, meskipun orang tersebut adalah orang kudus, martir,
dll. Bayangkan bahwa Bunda Teresa dari Kalkuta tidak dapat masuk sorga,
sedangkan anggota Saksi Yehuwa sebelum tahun 1935 dapat masuk ke Sorga,
meskipun kehidupan mereka kurang kudus dibandingkan dengan Bunda Teresa dari
Kalkuta.
3.
Sungguh sulit
dimengerti bahwa ada orang yang mau untuk melepaskan kewarganegaraan di Sorga
(lih. Fil 3:20) dan hanya cukup dengan menikmati kebahagiaan abadi di dunia
ini. Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat di Tesalonika - yang berpikir
bahwa orang yang meninggal sebelum kedatangan Kristus yang kedua tidak
beruntung - bahwa sebenarnya semua umat beriman, baik yang meninggal sebelum
atau sesudah kedatangan Kristus yang kedua akan diangkat dan memperoleh
kebahagiaan di dalam Kerajaan Sorga.
Membedakan tujuan
akhir dari manusia - di Sorga berjumlah 144.000 dan di dunia yang beranggotakan
umat Saksi Yehuwa - adalah seperti sistem kasta berdasarkan tahun, yaitu tahun dari
para rasul sampai 1935. Dan sungguh sulit dimengerti bagaimana manusia
yang seharusnya memiliki kewarganegaraan di Sorga dapat menerima dan mengganti
kebahagiaan Sorga dengan kebahagiaan duniawi.
Saksi Yehuwa percaya
bahwa jiwa manusia tidak bersifat spiritual dan kekal, namun jiwa manusia
adalah badan. Oleh karena itu, pada waktu seseorang meninggal, maka
jiwanya juga lenyap. Dan pada akhir zaman, maka jiwa manusia diciptakan
kembali dari sesuatu yang tidak ada untuk masuk ke Sorga maupun kebahagiaan di
dunia. Kita dapat membuktikan bahwa jiwa manusia adalah kekal berdasarkan
filosofi dan juga Alkitab.
1.
Kalau kita mengamati,
maka ada begitu banyak aktivitas manusia yang dilakukan bukan sebatas aktivitas
tubuh atau material, seperti: berpikir, menginginkan, melakukan pemeriksaan
batin, menyadari keberadaannya, keinginan bebas, dll.Semua ini bukanlah
aktivitas tubuh, namun lebih bersifat spiritual. Sesuatu yang bersifat
spiritual (bukan material) tidak mungkin dihasilkan oleh sesuatu yang bersifat
material, namun harus diproduksi oleh sesuatu yang bersifat spiritual.Sesuatu
yang bersifat material, seperti tubuh kita, terdiri dari bagian
(part). Dan pada waktu mati, maka bagian-bagian itu menjadi terpisah dan
terurai.Namun, sesuatu yang bersifat spiritual (seperti jiwa kita) tidak
mungkin mati, karena sesuatu yang spiritual tidak memiliki bagian. Oleh
karena itu, sesuatu yang bersifat spiritual menjadi kekal dan tidak mungkin
mati.
2.
Alkitab juga
menyediakan bukti-bukti bahwa jiwa manusia adalah bersifat permanen dan tidak
mungkin mati. [ 7 ]
1.
Kej 1:27 menceritakan bahwa manusia diciptakan menurut
gambaran Allah.Karena Allah adalah murni bersifat spiritual (lih. Jn 4:24),
maka pasti ada elemen dari manusia yang bersifat spiritual.
2.
1 Sam 28 menceritakan bagaimana Samuel yang telah
meninggal menampakkan diri kepada Saul. Ini berarti roh Samuel tidak
musnah, namun masih tetap hidup.
3.
Mt 10:28 menegaskan bahwa tentang jiwa yang kekal dan
badan yang bersifat sementara, karena Yesus mengatakan bahwa tidak perlu kuatir
kepada manusia yang dapat membunuh tubuh, namun bukan jiwa.
4.
Mt 17:1-8 menggambarkan peristiwa transfigurasi, dimana
Yesus berbicara dengan Musa dan Elia. Karena Musa diceritakan telah
meninggal (lih. Ul 34:5), maka kematian tidak membuat Musa menghilang.
5.
Lk 16 menceritakan bahwa Abraham, Lazarus dan orang
kaya telah meninggal, namun diceritakan masih hidup di dunia yang lain.
6.
Why 6:9-10 menyatakan tentang jiwa-jiwa yang telah dibunuh,
namun masih hidup dan berbicara dengan Penguasa yang Kudus.
Selain jiwa manusia
tidak bersifat permanen, Saksi-saksi Yehuwa juga percaya bahwa tidak ada neraka
kekal. Kalau demikian, apa yang terjadi dengan jiwa-jiwa yang jahat maupun
setan? Saksi-saksi Yehuwa percaya bahwa jiwa-jiwa tersebut dimusnahkan dan
tidak ada lagi. Hal ini bertentangan dengan prinsip keadilan dan
bertentangan dengan Alkitab dengan beberapa alasan berikut ini:
1.
Tuhan telah
menciptakan jiwa manusia maupun malaikat, yang bersifat permanen, seperti yang
telah di bahas pada point di atas. Kalau Tuhan telah menciptakan jiwa yang
kekal dan kemudian menghancurkannya dan membuatnya tidak ada, maka sebenarnya
Tuhan mengkontradiksi rencana-Nya sendiri. Karena Tuhan tidak mungkin
mengkontradiksi Diri-Nya sendiri, maka tidak mungkin jiwa yang bersifat
permanen dihancurkan dan menjadi tidak ada.
2.
Kita juga melihat
bahwa ajaran tidak ada neraka bertentangan dengan apa yang dikatakan di dalam
Alkitab.
1.
Mt 3:12 mengatakan " Alat penampi sudah
ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan
gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api
yang tidak terpadamkan . "(lih. juga Lk 3:17). Api
yang tak terpadamkan ini mengacu kepada neraka yang abadi.
2.
Mk 9:43 menegaskan " Dan jika tanganmu
menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup
dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam
neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan "(lih. juga
Mt 18: 8). Ayat ini juga mengacu kepada neraka, dimana lebih baik kita
kehilangan semua hal yang bersifats sementara dari mendapatkan hukuman abadi di
neraka dan dimasukkan ke dalam api yang tak terpadamkan.
3.
Mt 25:46 mengatakan " Dan mereka ini akan
masuk ke tempat siksaan yang kekal , tetapi orang benar ke
dalam hidup yang kekal. "Dari ayat ini, kita menyadari bahwa
untuk mereka yang benar akan masuk dalam hidup yang kekal, sebaliknya
orang-orang yang tidak benar akan mendapatkan siksa abadi di neraka.
Dari ekpresi yang
digunakan dalam ayat-ayat tersebut di atas, seperti: api yang tak terpadamkan,
siksaan yang kekal, maka kita mengetahui bahwa neraka adalah sesuatu yang
nyata. Dan kenyataan ini bukan hanya sementara, namun bertahan untuk
selamanya. Kalau di ayat Mt 25:46 dibandingkan antara kehidupan kekal dan
siksaan kekal, maka akan menjadi tidak konsisten kalau kita mau menerima konsep
kehidupan kekal namun tidak mau menerima adanya konsep siksaan
kekal. Kalau seseorang percaya akan kehidupan kekal dari Alkitab, maka
seseorang juga harus percaya akan siksaan kekal, yang juga diwahyukan oleh
Allah kepada manusia.
Dari pemaparan di
atas, maka banyak ajaran dari Saksi-saksi Yehuwa yang bertentangan dengan
Alkitab, akal budi, dan bahkan bertentangan dengan keadilan. Memberitakan
Kristus yang bukan Tuhan, bukanlah ajaran Kristen, karena kekristenan
mendasarkan iman, pengharapan dan kasih pada Kristus yang adalah sungguh Tuhan
dan sungguh manusia. Kalau Kristus bukan Tuhan dan 'hanya' malaikat
Mikael, maka sia-sialah pengharapan kita, karena kita hanya berharap pada
ciptaan dan bukan pada Pencipta.Kalau kita tidak memiliki tujuan ke Sorga dan
bersatu dengan Tuhan untuk selama-lamanya di dalam Kerajaan Sorga, maka
sia-sialah semua yang dilakukan di dunia ini. Kalau tidak ada pengadilan
terakhir dan tidak ada neraka, maka keadilan yang seadil-adilnya tidak dapat
ditegakkan. Kalau ada yang mau kita pelajari dari Saksi Yehuwa, maka kita
tidak bisa percaya akan pengajaran mereka, namun kita harus meniru semangat
mereka untuk memberitakan Injil. Bahkan pendiri EWTN (Eternal Word
Television Network), Mother Angelica mengatakan " Berikan kepadaku
10 orang Katolik, yang memiliki semangat seperti Saksi Yehuwa, dan aku dapat
merubah dunia. "Mari, kita semua, yang menjadi umat Gereja
Katolik - Gereja memiliki kepenuhan kebenaran - , kita harus dengan giat dan
penuh semangat memberitakan kebenaran Kristus dan Gereja-Nya. Semoga Roh
Kudus memberikan kebijaksanaan kepada kita semua, agar kita dapat
mempertahankan kebenaran dan bertumbuh terus di dalam kebenaran.
"Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya."(Mt 10:39).
CATATAN KAKI:
1. Adventisme mengacu kepada gerakan keagamaan yang
sangat kuat di sekitar tahun 1800-an, seperti the Mormons, the Seventh Day
Adventists / Tujuh Hari Adven [ ↩ ]
2. Ajaran yang menolak kemanusiaan Yesus: Docetism,
Gnosticism, Manichaeism, Apollinarism, Monophisitism. Ajaran yang menolak
ke-Allahan Yesus: Adoptionism, Arianism. [ ↩ ]
3. lih. Aid to Bible Understanding, p. 1152,
yang mengatakan " Michael the Archangel, the first creation of
Jehovah, before He came to earth and returned to the identity of Michael after
his ressurection. "; lihat juga Britania in Worship, p. 29
yang mengatakan " Michael the Archangel is no other
than the only begotten son of God, now Yesus . That
Yehuwa langsung dibuat only one thing, Michael the arch angel and that Michael
dibuat all other things. "[↩ ]
4. Fr. Frank Chacon dan Jim Burnham, Beginning
Apologetics 2: How to Answer Jehowah s Witnesses dan Mormons (Farmington,
NM: San Juan Catholic Seminars, 1996), hal. 3, mengambil sumber dari
Brigham Young, Journal of Discourse [ ↩ ]
5. Reasoning dari Scriptures (Reasoning) [New York, Watchtower Bible and Tract Society,
1985], 166 [ ↩ ]
6. Insight on the Scriptures (Insight), 2 vols. [New
York, Watchtower Bible and Tract Society, 1988], 786 [ ↩ ]
7. Fr. Frank Chacon dan Jim Burnham, Beginning
Apologetics 2: How to Answer Jehowah s Witnesses dan Mormons (Farmington,
NM: San Juan Catholic Seminars, 1996), hal. 14-15 [ ↩ ]